ayo segera daftarkan diri anda dalam kursus PSAK terkini tanggal 17 November 2012- 6 Januari 2012 ke :
Ikatan Akuntan Indonesia Cabang Depok. Ruko ITC JL. Margonda Raya Depok, atau klik www.iaiglobal.or.id
Senin, 22 Oktober 2012
IPSASB PUBLISHES CONSULTATION PAPER ON IPSASs AND GOVERNMENT FINANCE STATISTICS REPORTING GUIDELINES
The International Public Sector Accounting Standards Board (IPSASB) today released for comment the Consultation Paper (CP), IPSASs and Government Finance Statistics Reporting Guidelines. The Consultation Paper was developed by a task force that includes representation
from both the IPSASB and the statistical community, including
international organizations such as the International Monetary Fund and
Eurostat, and national representatives from Brazil, the United Kingdom,
South Africa, and Switzerland.
The Consultation Paper aims to help reduce
differences between Government Finance Statistics (GFS) reporting
guidelines and International Public Sector Accounting Standards
(IPSASs). It provides an overview of differences between GFS reporting
guidelines and IPSASs, and identifies opportunities to reduce these
differences for consideration by either the IPSASB or the statistical
community.
The Consultation Paper also aims
to support governments’ use of integrated financial information systems
that can generate both IPSAS financial statements and GFS reports.
Using a single integrated financial information system can result in
significant benefits, including reduction of GFS report preparation
time, costs, and effort. Improvements are also likely to the source data
for GFS reports, with flow-on benefits in terms of report quality.
Use
of audited financial reporting data prepared on an accrual basis will
substantially improve the data used for the preparation of GFS reports
and therefore for policy making. The use of high-quality upstream data
is a matter of urgency, considering the issues which led to the
sovereign debt crisis.
“Both
governments’ general purpose financial reports and their financial
statistics on the general government sector provide important
information about governments’ finances,” said IPSASB Chair Andreas
Bergmann. “This Consultation Paper shows that there is further scope to
reduce differences between IPSASs and GFS reporting guidelines, with
benefits to the users of both types of reports. It also proposes
practical ways that governments can improve their management of such
differences, so as to efficiently generate data for both their IPSAS
financial statements and GFS reports from the same integrated financial
information system.”
Senin, 15 Oktober 2012
KESEMPATAM BERKARIR
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai organisasi profesi akuntan yang berkembang pesat, aktif melaksanakan kegiatan penyusunan Standar Akuntansi Keuangan (SAK), Pendidikan dan Pelatihan, serta Sertifikasi. Dalam rangka Melaksanakan program Konvergensi IFRS 2012, peningkatan kompetensi dan pengembangan profesi akuntan di Indonesia, IAI membuka kesempatan berkarir bagi personil yang berkualitasuntuk menempati posisi :
Staf Pendidikan dan Sertifikasi
1. Pendidikan Sarjana Akuntansi dengan minimal IPK 3,00
2. menguasai Bahasa Inggris
3. Proaktif dan Komunikatif
4. Mampu belajar dengan cepat
Lamaran diterima paling lambat 2 minggu setelah iklan ini dipasang, kirimkan lamaran lengkap dilampiri CV dan foto terbaru kepada : HRD IAI
IKATAN AKUNTAN INDONESIA, Grha Akuntan, Jl. Sindanglaya no 1 Menteng Jakarta Pusat 10310 atau melalui email : hrd@iaiglobal.or.id
Staf Pendidikan dan Sertifikasi
1. Pendidikan Sarjana Akuntansi dengan minimal IPK 3,00
2. menguasai Bahasa Inggris
3. Proaktif dan Komunikatif
4. Mampu belajar dengan cepat
Lamaran diterima paling lambat 2 minggu setelah iklan ini dipasang, kirimkan lamaran lengkap dilampiri CV dan foto terbaru kepada : HRD IAI
IKATAN AKUNTAN INDONESIA, Grha Akuntan, Jl. Sindanglaya no 1 Menteng Jakarta Pusat 10310 atau melalui email : hrd@iaiglobal.or.id
Jumat, 12 Oktober 2012
2 hari menjelang try out
ayo segera daftarkan diri anda dalam try out USPSAK ke
Grha akuntan, jalan sindanglaya no1 menteng jakarta pusat, telp. 021 31904232 atau email ke cpsak@iaiglobal.or.id, registrasi@iaiglobal.or.id, marketingiaipusat@iaiglobal.or.id
Grha akuntan, jalan sindanglaya no1 menteng jakarta pusat, telp. 021 31904232 atau email ke cpsak@iaiglobal.or.id, registrasi@iaiglobal.or.id, marketingiaipusat@iaiglobal.or.id
Kamis, 11 Oktober 2012
try out USPSAK
sehubungan dengan akan diadakanya USPSAK, Ikatan Akuntan Indonesia mengadakan Try Out USPSAK yang adakan diadakan Pada :
hari tanggal : selasa-rabu/ 16-17 oktober
lokasi : IAI cabang MOI kelapa gading
keterangan lebih lanjut hubungi :
Ikatan Akuntan Indonesia, Grha Akuntan JL sindanglaya no1 Menteng Jakarta Pusat. Telp 021 31904232. email : registrasi@iaiglobal.or.id. atau klik http://www.iaiglobal.or.id/v02/
hari tanggal : selasa-rabu/ 16-17 oktober
lokasi : IAI cabang MOI kelapa gading
keterangan lebih lanjut hubungi :
Ikatan Akuntan Indonesia, Grha Akuntan JL sindanglaya no1 Menteng Jakarta Pusat. Telp 021 31904232. email : registrasi@iaiglobal.or.id. atau klik http://www.iaiglobal.or.id/v02/
Selasa, 09 Oktober 2012
Pengumuman kelulusan USPSAK periode 2 (18-19 Juli 2012)
IAI mengucapkan selamat dan sukses kepada para lulusan US PSAK yang
dilaksanakan pada tanggal 18-19 Juli 2012. Peserta yang telah lulus
berhak menyandang sebutan CPSAK dari IAI. Periode ini IAI memberikan
sebutan CPSAK kepada 9 orang peserta US PSAK.
Berikut nama-nama lulusan US PSAK yang dilaksanakan pada tanggal 18-19 Juli 2012:
1. Yeterina Widi Nugrahanti
2. Ronny Prabowo
3. Ilham Agustomo
4. Fajar Pratama
5. Wasono Hastoatmodjo
6. Yada Braguna
7. Agung Purnomo
8. Emielda Fadhilla
9. Sudarmadi
Pemegang Sebutan “CPSAK” wajib mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL) berupa seminar dan atau lokakarya dalam bidang PSAK dan atau Akuntansi Keuangan untuk mempertahankan sebutan “CPSAK” yang dimilikinya, sesuai dengan ketentuan PPL IAI. Minimal angka kredit yang wajib dipenuhi setiap tahunnya adalah sepuluh (10) SKP.
Pemegang sebutan “CPSAK” yang gagal memenuhi ketentuan yang ditetapkan, maka IAI akan mencabut sebutan “CPSAK” yang disandangnya.
Demikianlah pengumuman tersebut kami sampaikan. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi IAI (021) 3190 4232 Ext. 255, 151.
Berikut nama-nama lulusan US PSAK yang dilaksanakan pada tanggal 18-19 Juli 2012:
1. Yeterina Widi Nugrahanti
2. Ronny Prabowo
3. Ilham Agustomo
4. Fajar Pratama
5. Wasono Hastoatmodjo
6. Yada Braguna
7. Agung Purnomo
8. Emielda Fadhilla
9. Sudarmadi
Pemegang Sebutan “CPSAK” wajib mengikuti Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL) berupa seminar dan atau lokakarya dalam bidang PSAK dan atau Akuntansi Keuangan untuk mempertahankan sebutan “CPSAK” yang dimilikinya, sesuai dengan ketentuan PPL IAI. Minimal angka kredit yang wajib dipenuhi setiap tahunnya adalah sepuluh (10) SKP.
Pemegang sebutan “CPSAK” yang gagal memenuhi ketentuan yang ditetapkan, maka IAI akan mencabut sebutan “CPSAK” yang disandangnya.
Demikianlah pengumuman tersebut kami sampaikan. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi IAI (021) 3190 4232 Ext. 255, 151.
IAI ON YM!
sekarang IAI on Ym loh, Bagi anda yang mau tanya2 seputar sertifikasi,
Pendidikan profesi berkelanjutan, In House Training atau hal hal lainnya
seputar IAI anda bisa chat on melalui yahoo messanger anda
kontak yahoo dapat dilihat di website :
http://www.iaiglobal.or.id/v02/
anda dapat memilih kontak sesuai kebutuhan anda dengan cara on yahoo messanger anda terlebih dahulu
http://www.iaiglobal.or.id/v02/
anda dapat memilih kontak sesuai kebutuhan anda dengan cara on yahoo messanger anda terlebih dahulu
Senin, 08 Oktober 2012
IAI PPL on Yahoo messanger
sekarang bagi yang mau bertanya tentang sertifikasi atau tentang workshop dan kursus bisa lewat YM, cukup add : iaippl@yahoo.com untuk PPL, workshop dan kursus dari yahoo messanger anda, dan anda bisa berinteraksi dengan admin yang bertugas
selamat mencoba
selamat mencoba
Selasa, 02 Oktober 2012
IASB dan FASB Alot Berdebat Kontrak Asuransi Fase 2 dan Pendapatan
London, 26
September 2011 – Sejak diterbitkannya exposure draft kontrak asuransi
fase dua bulan Juli 2010, IASB telah menangguhkan beberapa kali tenggat
waktu penyelesaian akuntansi kontrak asuransi fase 2 yang seharusnya
selesai tahun 2011. Keterlambatan ini memicu kekhawatiran para penyusun
standar di asia dan oceania yang bergabung dalam AOSSG dan berusaha
mendorong IASB untuk segera menyelesaikannya dan bahkan mengusulkan
untuk meninggalkan FSAB bila memang “konvergensi dengan US GAAP” menjadi
alasan lambannya penyelesaian standar ini.
Dalam rapat bersama IASB dan FASb hari Senin, 24 September2012, terlihat kedua penyusun standar ini berusaha untuk mendiskusikan hal-hal penting untuk memenuhi tuntutan dunia. Ersa Tri Wahyuni, penasihat teknis Ikatan Akuntan Indonesia yang mengamati jalannya rapat tersebut mengakui peliknya beberapa permasalahan akuntansi asuransi yang didiskusikan.
Dalam rapat bersama IASB dan FASb hari Senin, 24 September2012, terlihat kedua penyusun standar ini berusaha untuk mendiskusikan hal-hal penting untuk memenuhi tuntutan dunia. Ersa Tri Wahyuni, penasihat teknis Ikatan Akuntan Indonesia yang mengamati jalannya rapat tersebut mengakui peliknya beberapa permasalahan akuntansi asuransi yang didiskusikan.
“Standar
akuntansi untuk asuransi di bawah US GAAP sudah jauh lebih dulu
dikembangkan dan diterapkan di Amerika, sedangkan standar akuntansi
asuransi di bawah IFRS masih sangat longgar sehingg justru membuat
praktik di lapangan jadi seragam. Model bisnis asuransi juga sangat
kompleks dan bervariasi dari mulai asuransjiwa sampai asuransi kerugian
dengan berbagai kombinasi fitur proteksi dan investasi. Untuk membuat
satu model kontrak asuransi yang akan berlaku untuk semua jenis kontrak
asuransi tentunya bukan hal yang mudah.” Ujar Ersa.
Proses
penyelesaian kontrak asuransi fase 2 juga akan membawa dampak pada
Indonesia yang sedang melakukan konvergensi IFRS. Ersa juga
mengungkapkan bahwa di Indonesia sendiri, DSAK-IAI baru menerapkan
standar IFRS 4 yang fase1 tahun 2012 dan sedang membuat bulletin teknis
untuk membantu para pengguna standar menerapkannya.
Dalam
rapatnya, IASB dan FSAB membahas ketentuan transisi baik ketentuan
transisi secara umum dan ketentuan transisi khusu mengenai pengunaan
pertimbangan praktis (Pratical Expedients) untuk menentukan discountn
rate di masa transisi. Pengaturan untuk biaa akuisisi kotrak asuransi
juga masuk dalam agenda pembahasan.
“Mengenai
penggunaan pertimbangan praktis dalam menentukan discount rate di masa
transisi, diskusi cukup singkat dan usulan staff IASB mendapat dukungan
dari para anggota dewan. Sedangkan untuk ketentuan transisi lainnya,
diskusi berjalan cukup alot karena beberapa opsi yang diberikan oleh
staff tidak ada yang sempurna. Namun keputusan IASB dan FASB untuk tidak
mengambil opsi retrospective penuh pastinya akan diapresiasi oleh
industri asuransi.”ungkap Ersa yang mengikuti perdebatan secara
langsung.
Selain
kontrak asuransi, hari senin kemarin, IASB dan FASAB juga membahas
perkembangan standar pengakuan pendapatan yang juga sangat pelik.
Akuntansi untuk pengakuan pendapatan dari kontrak pelanggan juga sudah
cukup lama didiskusikan, lagi-lagi ini juga merupakan salah satu standar
yang masukan dalam MoU konvergensi dengan FSAB sehingga diskusinya
menjadi berlarut-larut. Dimulai sejak diterbitkannya discussion papaer
pada bulan Oktober 2008, model pendapatan yang diusulkan oleh IASB
memeng cukup kontroversial sehingg November 2011, IASB menerbitkan ulang
exposure draft yang sebelumnya sudah diterbitkan pada Juni 2012.
Di
dalam diskusi senin kemarin, ada empat usulan yang dbahas di dalam
rapat bersama IASB namun yang menjadi perdebatan hangat adalah mengenai
penyajian penurunan nilai dari piutang. “anggta IASB berdebat apakah
pendapatan disajikan secara bruto atau secara neto. Beberapa angoa IASB
menginginkan hanya ada satu penyajian revenue saja secara bruto
sedangkan impairment disajikan pada kelompok biaya. Sebagian lagi
menyetujui bahwa pendapatan bruto disajikan dan juga pendapatan neto
disajikan setelah dikurangi penurunan piiutan” jelas Ersa.
Mengingat
bahwa standar in iakan mengusulkan satu model pendapatan yang akan
berlaku untuk semua jenis industri, maka anggota IASB dan FASB cukup
berhati-hati dalam menyelesaikan standar in terutama terkait dengan
industri yang memiliki kontrak jangka panjang seperti konstruksi. Staff
IASB mengusulkan beberapa perbaikan untuk memberikan petunjuk yang lebih
jelah bagaimana menghadapi kendapa perhitungan pendapatan kontrak
jangka panjang adalah mnghilangkan kata “reasonable assured” di pragrag
81 ED Revenue tahun 2011. IASB menerima masukan bahwa definisi
reasonable assured membingungkan karena digunakan juga di
standar-standar auditing dan standar IFRS/US GAAP lainnya. Sehingga kata
reasonable assured diganti dengan panduan yang lebih baik untuk
menentukan apakah entitas memiliki pengalaman yang cukup untuk melakukan
prediksi atas pendapatannya (predictive experience). Penghapusan kata
reasonable assured ini ditentang oleh beberapa anggoa IASB karena
dirasakan konsep predictive experience lebih lemah daripada kata
reasonable assure. Pembahasan mengenai akuntansi pendapatan akan masih
berlanjut sampau akhir 2012 dengan target terbit IFRS pertengahan tahun
2013.
IASB
akan meneruskan rapat mereka sampai hari Jum’at, 28 September dengan
beberapa agenda penting lainnya seperti melanjutkan diskusi kontrak
asuransi, juga membahas akuntansi untuk instrument keuangan, agrikultur
dan kerangka konseptual.
Penjelasan lebih rinci tentang pengakuan pendapatn dapat dipelajari dari tauntan ini:
penjelasan lebih rinci tentang kontrak asuransi dapat dipelajari dari tautan ini:
Langganan:
Postingan (Atom)