Ketua IASB Hans Hoogervorst membuka konferensi penyusun standar akuntansi dunia hari Kamis, !% September 2011 di London, World Standard Setters Conference (WSS) adalah perhelatan tahunan yang diselenggarakan oleh IASB(International Accounting Standard Board) untuk menampung masukan dari penyusun standar akuntansi dari semua negara. Kegiatan ini dihadiri oleh kurang lebih 150 peserta yang terdiri atas penyusun standar akkuntansi dari 59 negara.
Dalam sambutannya, ketua IASB yang baru mulai menjabat menggantikan Sir David Tweedie Juli lalu, Hans Hoogervorst mengatakan bahwa IASB menjamin bahwa proses penyusunan IFRS (International Financial Reporting Standards) tidak akan memihak pada juridiksi atau negara tertentu. Walaupun kantor IASB berada di London, namun masukan yang diterima oleh IASB datang dari seluruh penjuru dunia. Jaminan yang diberikan Hans tentunya menenangkan negara-negara Asia, yang selama ini banyak beranggapan bahwa IASB lebih banyak dipengaruhi oleh Eropa dan Amerika Serikat. "Dengan ancaman krisis ekonomi di Eropa akibat dari krisis keuangan Yunani, kerjasama yang bersifat internasional sangat dibutuhkan. Penyusun IFRS bukanlah suat proses menara gading yang tidak mendengarkan masukan internasional, sehingga konferensi seperti ini sangat penting untu IASB" demikian ungkap Hans Hoogervorst dalam sambutannya.
Hans juga memberikan apresiasinya kepada negara-negara Asia yang mulai terlibat dalam penyusunan IFRS seperti Malaysia yang membuat riset mengenai Akuntansi Agrikultur dan Korea yang membantu IASB dalam riset mengenai transaksi mata uang asing. Riset yang dilakukan oleh Malaysia dan Korea membuat kedua topik tersebut diperhatikan oleh IASB dan masuk ke dalam "Agenda Consultation 2011" yang dikeluarkan IASB Juli lalu dan membuka komentar masukan sampai 30 November 2011.
Kegiatan WSS akan berlangsung dua hari yakni Kamis dan Jum'at dan akan mendiskusikan banyak topik seputar perkembangan IFRS di masa depan Indonesia diwakili oleh Rosita Uli Sinaga, Ketua DSAK-IAI (Dewan Standar Akuntansi Negara - Ikatan Akuntan Indonesia) dan Ersa Tri Wahyuni, technical advisor IAI. Konferensi kali ini sangat penting dan menarik karena IASB baru saja memiliki ketua baru yang dapat mengubah fokus IASB dalam menentukan agenda kerjanya di masa depan. Didalam sambutannya, ketua IASB juga menyebutkan beberapa negara yang sedang dalam proses IFRS termasuk Indonesia.
"Semenjak Indonesia menjadi tuan rumah IFRS Froum di Bali, Indonesia lebih menjadi perhatian IASB dibandingkan sebelumnya. Haln ini tentunya sangat baik karena meningkatkan exposure Indonesia di dunia internasional" ungkap Rosita Uli Sinaga merujuk pada suksesnya kegiatan IFRS Regional Policy Forum di Bali pada Mei 2011 yang dihadiri oleh 300 peserta dari 20 negara termasuk ketua dan anggota IASB.
Dalam kongferensi tingkat dunia ini, perwakilan negara yang memiliki permasalahan implementasi IFRS berusaha untuk memberikan masukan kepada IASB agar topik yang diusung oleh negara tersebut menjadi agenda kerja IASB dalam tiga tahun ke depan. Negara-negara di Ais dan Oceania yang bergabung dalam AOSSG (Asian Oceanian Standard Setters Group) berusaha membuat masukan atas nama grup negara sehingga lebih kuat dan akan lebih diperhatikan. AOSSG melakukan diskusi tertutup dengan IASB sehari sebelumnya tanggal 14 September untuk membahas masukan-masukan dan concerns dari negara-negara di Aisa dan Oceania terutama untuk standar-standar akuntansi baru IASB seperti instrumen keuangan, Sewa, Pendapatan, Kontrak Asuransi.
Kerjasama regional yang dilakukan oleh AOSSG dan dimulai sejak 2009 menjadi motivasi untuk regional lainnya, memulai kerjasama serupa. Negara-negara di Afrika pada bulan Mei 2011 membentuk PAFA (Pan African Federation of Accountants) yang memiliki 37 anggota organisasi dari 34 negara. Sedangkan negara-negara di Amerika Selatan juga membentuk GLASS (Group of Latin American Accounting Standard Setters) pada Juni 2011 yang memiliki anggota dari 12 negara. Ketua AOSSG, PAFA dan GLASS memberikan presentasi dalam sesi panel hari pertama dalam WSS dan membahas apa yang telah dan akan dilakukan oleh organisasi masing-masing.
"Indonesia sedang dalam masa konvergensi standar akuntansinya ke IFRS dengan target tahun 2012. Sangat penting bagi Indonesia untuk berpartisipasi dalam kegiatan internasional agar suara Indonesia dapat diperhatikan" ujar Rosita, Ketua DSAK-IAI. Untuk konferensi kali ini Indonesia mengusulkan beberapa topik menjadi agenda IASB untuk tiga tahun ke depan yaitu standar akuntansi agrikultur, transaksi shari'ah, akuntansi untuk perusahaan tambang dan perminyakan juga akuntansi kombinasi bisnis untuk entitas sepengendali. Keempat topik tersebut relevan untuk Indonesia yang merupakan negara agraris juga penghasil minyak dan tambang.
Kegiatan Utama IAI
Dalam sambutannya, ketua IASB yang baru mulai menjabat menggantikan Sir David Tweedie Juli lalu, Hans Hoogervorst mengatakan bahwa IASB menjamin bahwa proses penyusunan IFRS (International Financial Reporting Standards) tidak akan memihak pada juridiksi atau negara tertentu. Walaupun kantor IASB berada di London, namun masukan yang diterima oleh IASB datang dari seluruh penjuru dunia. Jaminan yang diberikan Hans tentunya menenangkan negara-negara Asia, yang selama ini banyak beranggapan bahwa IASB lebih banyak dipengaruhi oleh Eropa dan Amerika Serikat. "Dengan ancaman krisis ekonomi di Eropa akibat dari krisis keuangan Yunani, kerjasama yang bersifat internasional sangat dibutuhkan. Penyusun IFRS bukanlah suat proses menara gading yang tidak mendengarkan masukan internasional, sehingga konferensi seperti ini sangat penting untu IASB" demikian ungkap Hans Hoogervorst dalam sambutannya.
Hans juga memberikan apresiasinya kepada negara-negara Asia yang mulai terlibat dalam penyusunan IFRS seperti Malaysia yang membuat riset mengenai Akuntansi Agrikultur dan Korea yang membantu IASB dalam riset mengenai transaksi mata uang asing. Riset yang dilakukan oleh Malaysia dan Korea membuat kedua topik tersebut diperhatikan oleh IASB dan masuk ke dalam "Agenda Consultation 2011" yang dikeluarkan IASB Juli lalu dan membuka komentar masukan sampai 30 November 2011.
Kegiatan WSS akan berlangsung dua hari yakni Kamis dan Jum'at dan akan mendiskusikan banyak topik seputar perkembangan IFRS di masa depan Indonesia diwakili oleh Rosita Uli Sinaga, Ketua DSAK-IAI (Dewan Standar Akuntansi Negara - Ikatan Akuntan Indonesia) dan Ersa Tri Wahyuni, technical advisor IAI. Konferensi kali ini sangat penting dan menarik karena IASB baru saja memiliki ketua baru yang dapat mengubah fokus IASB dalam menentukan agenda kerjanya di masa depan. Didalam sambutannya, ketua IASB juga menyebutkan beberapa negara yang sedang dalam proses IFRS termasuk Indonesia.
"Semenjak Indonesia menjadi tuan rumah IFRS Froum di Bali, Indonesia lebih menjadi perhatian IASB dibandingkan sebelumnya. Haln ini tentunya sangat baik karena meningkatkan exposure Indonesia di dunia internasional" ungkap Rosita Uli Sinaga merujuk pada suksesnya kegiatan IFRS Regional Policy Forum di Bali pada Mei 2011 yang dihadiri oleh 300 peserta dari 20 negara termasuk ketua dan anggota IASB.
Dalam kongferensi tingkat dunia ini, perwakilan negara yang memiliki permasalahan implementasi IFRS berusaha untuk memberikan masukan kepada IASB agar topik yang diusung oleh negara tersebut menjadi agenda kerja IASB dalam tiga tahun ke depan. Negara-negara di Ais dan Oceania yang bergabung dalam AOSSG (Asian Oceanian Standard Setters Group) berusaha membuat masukan atas nama grup negara sehingga lebih kuat dan akan lebih diperhatikan. AOSSG melakukan diskusi tertutup dengan IASB sehari sebelumnya tanggal 14 September untuk membahas masukan-masukan dan concerns dari negara-negara di Aisa dan Oceania terutama untuk standar-standar akuntansi baru IASB seperti instrumen keuangan, Sewa, Pendapatan, Kontrak Asuransi.
Kerjasama regional yang dilakukan oleh AOSSG dan dimulai sejak 2009 menjadi motivasi untuk regional lainnya, memulai kerjasama serupa. Negara-negara di Afrika pada bulan Mei 2011 membentuk PAFA (Pan African Federation of Accountants) yang memiliki 37 anggota organisasi dari 34 negara. Sedangkan negara-negara di Amerika Selatan juga membentuk GLASS (Group of Latin American Accounting Standard Setters) pada Juni 2011 yang memiliki anggota dari 12 negara. Ketua AOSSG, PAFA dan GLASS memberikan presentasi dalam sesi panel hari pertama dalam WSS dan membahas apa yang telah dan akan dilakukan oleh organisasi masing-masing.
"Indonesia sedang dalam masa konvergensi standar akuntansinya ke IFRS dengan target tahun 2012. Sangat penting bagi Indonesia untuk berpartisipasi dalam kegiatan internasional agar suara Indonesia dapat diperhatikan" ujar Rosita, Ketua DSAK-IAI. Untuk konferensi kali ini Indonesia mengusulkan beberapa topik menjadi agenda IASB untuk tiga tahun ke depan yaitu standar akuntansi agrikultur, transaksi shari'ah, akuntansi untuk perusahaan tambang dan perminyakan juga akuntansi kombinasi bisnis untuk entitas sepengendali. Keempat topik tersebut relevan untuk Indonesia yang merupakan negara agraris juga penghasil minyak dan tambang.
***
Pernyataan mengenai proses konvergensi IFRS maupun kegiatan IAI lainnya dapat dilayangkan ke Elly Zarni Husin, Direktur Eksekutif IAI dengan email elly.zarni@iaiglobal.com
Sekilas mengenai Ikatan Akuntan Indonesia
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah satu-satunya organisasi profesi akuntan yang ada di Indonesia yang didirikan pada tanggal 23 Desember 1957 di Jakarta.
Visi IAI
Menjadi organisasi profesi terdepan dalam pengembangan pengetahuan dan praktik akuntansi, manajemen bisnis dan publik, yang berorientasi pada etika dan tanggung jawab sosial, serta lingkungan hidup dalam perspektif nasional dan internasional.
Misi IAI
Sekilas mengenai Ikatan Akuntan Indonesia
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah satu-satunya organisasi profesi akuntan yang ada di Indonesia yang didirikan pada tanggal 23 Desember 1957 di Jakarta.
Visi IAI
Menjadi organisasi profesi terdepan dalam pengembangan pengetahuan dan praktik akuntansi, manajemen bisnis dan publik, yang berorientasi pada etika dan tanggung jawab sosial, serta lingkungan hidup dalam perspektif nasional dan internasional.
Misi IAI
- Memelihara integritas, komitmen, dan kompetensi anggota dalam pengembangan majemen bisnis dan publik yang berorientasi pada etika, tanggung jawab dan lingkungan hidup.
- Mengembangkan pengetahuan dan praktek bisnis, keuangan, atestasi, dan akuntansi bagi masyarakat.
- Berpartisipasi aktif dalam mewujudkan good governance
Kegiatan Utama IAI
- Payusunan Standar Akuntansi sebagi pegangan bagi entitas yang ada di Indonesia untuk menyusun laporan keuangan;
- Melaksanakan peningkatan kompetensi anggota secara berkesinambungan melalui kegiatan workshop, lokakarya, Seminar di bidang akuntansi, keuangan, perpajakan, dan lain-lain;
- Kontribusi pada Penyusunan Kebijakan Publik;
- Pengadaan Masyarakat melalui aktivitas pelatihan usaha kecil dan koperasi yang dilakukan oleh Klinik Usaha Kecil dan Koperasi (KUKK);
- Hubungan Internasional; pada skala internsional, IAI aktif dalam keanggotaan International Federation of Accountants (IFAC) sejak tahun 1997. Di tingkat ASEAN IAI menjadi anggota pendiri ASEAN Federation of Accountants (IFAC) sejak tahun 1997. Di tingkat ASEAN IAI menjadi anggota pendiri ASEAN Federation of Accountants (AFA).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar